Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Benar atau Salah


Dalam shiroh nabawi disebutkan bahwa masa-masa pra islam (zaman sebelum islam) adalah masa gelap dalam sejarah peradaban manusia. Masa itu disebut masa jahiliyah (zaman kebodohan).

Salah satu ciri paling menonjol dari zaman jahiliyah adalah masih kuatnya Ashabiyah Qobaliyah (fanatisme tribal). Fanatisme terhadap suku, fanatisme nasab, fanatisme saudara keturunan, dan fanatisme terhadap golongan sendiri. Di antara ungkapan terkenal yang menjadi peribahasa pada waktu itu adalah "unshur akhoka dholiman aw madhluman". (Tolong saudaramu, baik yang berbuat dholim ataupun yang didholimi). Kebenaran dan keadilan pada zaman jahiliyah sangat bersifat subyektif.

Kebenaran dan keadilan di zaman jahiliyah tidak didasarkan pada moralitas. Kebenaran dan keadilan di zaman jahiliyah didasarkan pada status sosial. Benar atau salah yang akan dibela adalah anggota sukunya sendiri. Benar atau salah yang akan dibela adalah kelompoknya sendiri. Sesalah apapun seseorang jika ia masih satu suku dan satu golongan maka ia akan dibela mati-matian.

Setelah islam datang fanatisme itu mulai dikikis habis oleh Sayyidul Anam Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Kanjeng Nabi mengajarkan bahwa ukhuwah (persaudaraan) bukan hanya berhenti pada level golongan, dan suku. Tetapi juga pada level keimanan (ukhuwah islamiyah) bahkan lebih luas lagi yakni pada level negara (ukhuwah wathoniyah).

Dalam islam benar-salah, tinggi-rendahnya derajat seseorang bukan karena sukunya, bukan karena golongannya. Tapi karena taqwanya.

Maka ketika di hari ini kita masih berkeyakinan bahwa seseorang sudah pasti benar hanya karena ia keturunan A. Dan seseorang sudah pasti salah hanya karena ia dari kelompok B maka sejatinya kita sedang mundur kebelakang, menuju zaman jahiliyah.

Baarokallahu li walakum.

Posting Komentar untuk "Benar atau Salah"