Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tashdiq dan Tashowur


"Wamaa litashdiqin bihi tuwushila bihujatin yu'rofu indal uqola

Wamaa bihi ilaa tashowurin wushil yud'a biqoulin syarihin faltabtahil"

Begitulah kira-kira dua baris dalam kitab sulamul munawroq yang menjelaskan tentang tashdiq dan tashowur. Tashdiq adalah "menghukumi" sesuatu, dan tashowur adalah proses identifikasi atas sesuatu. Tak ada tashdiq tanpa tashowur.

Tak ada tashdiq yang benar jika tashowurnya keliru. Tak bisa menghukumi sesuatu tanpa proses identifikasi. Tak ada identifikasi tanpa ta'rif yang benar. Tashdiq adalah hilir dan tashowur adalah hulu. Tashdiq adalah batang dan tashowur adalah akar. 

Manusia yang benar-benar memahami ini tak akan mudah menghukumi sesuatu sebelum mengidentifikasi. Menjudge/menghakimi orang lain tanpa mengenalnya.

Mencintai dan membenci tanpa tahu yang sebenarnya, dan seperti kata mbah semar "banyak orang yang membenciku padahal mereka tak mengenal aku. Banyak yang membenciku padahal yang mereka benci adalah pikiran-pikiran mereka sendiri tentang aku, yang mereka benci adalah sosok aku yang mereka ciptakan dalam imajinasi mereka sendiri".

Posting Komentar untuk "Tashdiq dan Tashowur"